Tantangan Masa Depan yang Akan Dihadapi Reviewer Otomotif Maju Jadi Bakal Calon Bupati

Belum lama ini seorang yutuber otomotif yang sering dipanggil sebagai pagub / pak gubernur akibat salah disangka sebagai Ridwan Kamil memutuskan untuk terjun ke dunia politik skena kabupaten yaitu dengan menjadi bakal calon bupati Klaten. Keputusan ini bisa dibilang unexpected mengingat sebelumnya beliau pindah ke daerah adalah untuk menjauh dari hiruk pikuk ibukota.

Memang apapun bisa terjadi dalam dunia politik, kalau kita ingat lagi sudah sangat banyak contohnya: anaknya pak itu yang dulu pernah ngomong tak mau ikut terjun ke dunia politik akhirnya sekarang njegur kok demikian pula dengan adiknya yang langsung jadi ketum partai jadi seharusnya langkah pagub ini tidak mengagetkan kita semua. Memang akhirnya ada downgrade karena label gubernur yang biasa beliau sandang berpotensi turun satu level menjadi pabup, namun demikianlah politik sangat dinamis dan kadang tidak rasional.

Di sini saya lebih ingin membahas tantangan masa depan yang sangat mungkin dihadapi Ridwan Hanif jika maju menjadi bupati Klaten dan misalnya terpilih. Tantangannya tidak mudah karena sudah menjadi rahasia umum bahwa dunia politik dan pemerintah melibatkan banyak intrik dan kepentingan yang selalu bermain, walaupun idealnya kepentingan rakyatlah yang harus diutamakan.

Tantangan 1 : Tambang Ilegal Klaten

Sebenarnya tantangan pertama yang akan dihadapi beliau tentu bukan ini namun kalau mendengar Klaten selalu terlintas di pikiran saya mengenai masalah tambang ilegal. Beberapa tahun yang lalu topik ini sangat trending sebagai masalah besar yang dihadapi Klaten sampai anak presiden pun terang-terangan tidak mampu membantu karena bekingnya memang top level.

Apabila terpilih menjadi bupati Klaten tentu Ridwan Hanif harus menghadapi persoalan ini. Patut kita tunggu apakah kokohnya beking tambang ilegal akan runtuh atau masih adem ayem saja nantinya.

Tantangan 2 : Dinasti Politik Klaten

Seperti daerah-daerah lain di Indonesia dan pemerintah pusatnya sendiri, Klaten tidak terlepas dari hegemoni dinasti politik. Kekuasaan tertinggi di Klaten muter-muter seputar keluarga itu saja. Anda dapat dengan mudah mencari artikel tentang sepak terjang dinasti politik di kabupaten tersebut. Hegemoni dinasti politik di sana juga selaras dengan korupsi yang terjadi.

Mengutip artikel Asumsi.co, dua tahun usai Reformasi, jabatan Bupati Klaten dipegang oleh Haryanto Wibowo, yang berpasangan dengan Wisnu Hardono. Haryanto pernah menjadi tersangka korupsi pengadaan buku paket tahun ajaran 2003/2004 senilai Rp4,7 miliar dan sejumlah kasus lain. Pada 2005, Haryanto lengser dan posisinya kemudian digantikan Sunarna yang berpasangan dengan Sri Hartini yang tak lain adalah istri Haryanto. 

Pada 2016, Sri Hartini dilantik menjadi bupati Klaten berpasangan dengan Sri Mulyani, yang merupakan istri dari Sunarna. Akhir 2016, Sri Hartini dicokok KPK dalam kasus korupsi jual beli jabatan. Akibatnya Sri Mulyani pun menduduki pucuk pimpinan di kabupaten Klaten. Sri Mulyani sendiri tak luput dari kontroversi, di antara karena pernah membagikan motor Yamaha NMAX kepada 401 kepala desa dan lurah di seluruh Klaten. Kemudian pada masa pandemi Covid-19, Sri Mulyani dicurigai melakukan kampanye terselubung melalui pembagian hand sanitizer yang disertai foto dirinya dengan tulisan: “Hand sanitizer. Bantuan Bupati Klaten Ibu Hj. Sri Mulyani. Antiseptik.” Ketika stiker foto dirinya dilepas ternyata muncul gambar lain yang memperlihatkan bahwa bantuan berasal dari Kementerian Sosial.

Cukup unik dan memalukan sebenarnya sepak terjang dinasti politik Klaten, namun demikianlah konsekuensi demokrasi namun rakyat belum melek pendidikan politik dan tidak sadar pentingnya good governance. Ridwan Hanif harus menghadapi hegemoni dinasti ini tentunya, bukan hal yang mudah mengingat parpol berkuasa di sana sangat erat dengan dinasti politik.

Tantangan 3 : Kehilangan Priviledge sebagai Youtuber Otomotif Terkemuka

Masyarakat sudah kadung mengenal Ridwan Hanif di jajaran top yutuber otomotif yang ditunggu konten-kontennya. Ya mungkin memang masih kalah mentereng dibanding dengan pejabat, namun sebenarnya yutuber ini punya priviledge dibanding pejabat yaitu lebih sedikit potensi dicacimaki masyarakat. Sudah enak ongkang-ongkang kaki di rumah, kalau pagi anter anak sekolah, kalau malam cangkruk-an eh trus jadi bupati. Kalau salah langkah tentu masyarakat siap "menghajar", yah walaupun sebenarnya bisa diminimalisir karena pejabat biasanya pake buzzerp untuk melakuka serangan balik.

Demikian pembahasan saya mengenai tantangan yang harus dihadapi Ridwan Hanif yang memutuskan untuk menjadi bakal calon bupati. Mungkin memang mas Ridwan Hanif memang menyukai tantangan.


Comments

Popular posts from this blog

Contoh Inheritance (Pewarisan) di Java

Review Singkat Pilihan Transportasi Umum Rute Solo - Wonosobo

Contoh Penerapan Interface di Pemrograman Java