Pokoke NgeBlog

20/11/2022 Grup A Ekuador (2) vs Qatar (0) 21/11/2022 Grup A Senegal (0) vs Belanda (2)  Grup B Inggris (6) vs Iran (2) 22/11/2022 Grup B USA (1) vs Wales (1)  Grup C Argentina (1) vs Arab Saudi (2) Meksiko (0) vs Polandia (0)  Grup D Denmark (0) vs Tunisia (0) 23/11/2022 Grup D Perancis (4) vs Australia (1) Grup E Jerman (1) vs Jepang (2) Spanyol (7) vs Kosta Rika (0) Grup F Maroko (0) vs Kroasia (0) 24/11/2022 Grup F Belgia (1) vs Kanada (0) Grup G Swiss (1) vs Kamerun (0) Grup H Uruguay (0) vs Korea Selatan (0) Portugal (3) vs Ghana (2) 25/11/2022 Grup A Qatar (0) vs Senegal (2) Belanda (1) vs Ekuador (1) Grup B Wales (0) vs Iran (2) Grup G Brazil (2) vs Serbia (0) 26/11/2022 Grup B Inggris (0) vs USA (0) Grup C Polandia (2) vs Arab Saudi (0) Grup D Tunisia (0) vs Australia (1) Perancis (2) vs Denmark (1) 27/11/2022 Grup C Argentina (2) vs Meksiko (0) Grup E Jepang (0) vs Kosta Rika (1) Grup F Belgia (0) vs Maroko (2) Kroasia (4) vs Kanada (1) 28/11/2022 Grup E Spanyol (1) vs Jerman

Pada tahun 2022 ini perhelatan kompetisi sepakbola akbar World Cup atau Piala Dunia akan kembali bergulir. Seluruh mata di dunia akan tertuju ke Qatar yang menjadi tuan rumah dari kompetisi bergengsi tersebut. Menurut berbagai sumber, Piala Dunia 2022 adalah event piala dunia termahal sepanjang sejarah. Qatar menghabiskan lebih dari 220 milyar USD  atau lebih dari 3 ribu trilyun rupiah untuk membangun sejumlah infrastruktur guna mendukung event Piala Dunia.  Venue Terdapat 8 stadion di 5 kota yang menjadi venue pertandingan. Stadion-stadion tersebut adalah : 1. Stadion Al-Janoub, kota Al-Wakrah (kapasitas 40 ribu penonton) 2. Stadion Al-Thumama, kota Al-Thumama (kapasitas 40 ribu penonton) 3. Stadion 974, kota Doha (kapasitas 40 ribu penonton) 4. Stadion Internasional Khalifa, kota Al Rayyan (kapasitas 40 ribu penonton) 5. Stadion Ahmed bin Ali, kota Al Rayyan (kapasitas 45 ribu penonton) 6. Education City Stadium, kota Al Rayyan (kapasitas 45 ribu penonton) 7. Al-Bayt Stadium, kota A

Laman pencarian Google pada hari ini menampilkan doodle sosok seorang kakek berpeci dan berkacamata yang tertempel pada sebuah buku sebagai pengganti huruf O pada rangkaian huruf yang menyusun kata Google dan pena bulu angsa pada huruf L. Siapakah beliau ini? Kalau kita arahkan kursor ke doodle tersebut akan muncul popup yang memuat tulisan Celebrating Raja Haji Ahmad. Pada tanggal 5 Novemeber 2004, pemerintah menetapkan Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau yang lebih dikenal dengan nama penanya, Raja Ali Haji , menjadi pahlawan nasional. Beliau ada seorang ulama, sejarawan, dan pujangga keturunan Bugis dan Melayu yang hidup pada abad ke-19. Beliau tercatat sebagai pencatat pertama dasar-dasar tata bahasa Melayu lewat buku Pedoman Bahasa yang kemudian dijadikan sebagai buku standar tata bahasa Melayu. Bahasa Melayu standar atau bahasa Melayu baku yang dicatatnya tersebut kemudian ditetapkan sebagai bahasa persatuan pada Kongres Pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1908. Begitu strateg

Hari ini saya memeriksa menu komentar di blog, ada sejumlah komentar baru yang menunggu untuk dimoderasi. Saya memang sengaja mengaktifkan moderasi komentar agar komentar baru tidak otomatis terbit, saya menyeleksi komentar yang masuk. Kalau ada komentar yang berisi iklan terselubung atau spam kecil kemungkinan saya approve. Ada sebuah komentar baru yang menarik perhatian saya. Penulis komentar tidak memberikan clue terkait identitasnya, melalui komentar yang ia tulis, dia mengungkapkan rasa penasarannya. Apakah blog yang saya tulis ini ramai pengunjung dan apa motivasi saya menulis di blog ini. Terakhir dia menanyakan apakah aktivitas menulis dan berbagi tutorial yang saya lakukan di blog ini menyenangkan. Baru pertama kali ini saya mendapatkan pertanyaan seperti itu di blog, biasanya komentar yang masuk lebih sering spam. Melalui postingan ini akan saya jawab rasa penasaran Anda. Traffic Pengunjung Blog Saya memantau traffic pengunjung blog ini melalui sejumlah tools : Google Analyti

Jenjang S3 menjadi takdir nasib yang mau tidakau harus dijalani oleh tenaga pendidik di perguruan tinggi. Sebagai dosen yang belum menempuh pendidikan doktoral, saya masih disibukkan dengan urusan pencarian tempat studi. Beberapa kali info dan kesempatan saya terima, namun sampai saat ini masih belum berjodoh karena beberapa hal. Salah satu hal penting yang sangat perlu diperhatikan apabila ingin menempuh studi lanjut adalah masalah biaya. Pendidikan S3 memakan biaya yang banyak, di dalam negeri saja menurut pengamatan saya di sejumlah PTN yang udah dikenal, SPP S3 bidang Ilmu Komputer sudah di atas 15 juta per semester. Angka tersebut sungguh di luar kemampuan saya sebagai dosen pemula dengan keluarga kecil yang seringkali pengeluaran tiap bulannya sudah ngepas. Apalagi kalau kuliah di luar negeri, angka 15 juta tentu belum cukup, banyak kebutuhan akomodasi di luar SPP yang perlu dipikirkan. Kesimpulan saya, agar bisa kuliah S3 mutlak harus ada beasiswa / sponsor, kalau tidak maka sud