Ternyata Ada yang Lebih Penting Daripada Kebhinekaan!
Sebagai warga masyarakat yang mengikuti hiruk pikuk pemberitaan di media massa, saya mengamati bahwa pada era sekarang kata kebhinekaan sebagai istilah keren dari keberagaman sering sekali digunakan. Terutama apabila berkenaan dengan kejadian-kejadian tertentu yang dianggap intoleran dan sebagainya. Halah uwis, saya tidak sedang mengajak sampeyan untuk menilai kejadian-kejadian tersebut.
Saya mau sedikit membahas mengenai istilah bhineka dan kebhinekaan.
Bhineka Tunggal Ika, jaman SD dulu saya mengenal istilah tersebut dalam pelajaran IPS sebagai kosa kata yang dimunculkan sejak jaman dulu untuk mengistilahkankan berbeda-beda namun tetap satu, intinya itu. Dan memang dalam perjalanan bangsa kita, banyak perbedaaan di antara warga masyakarat oleh berbagai aspek mulai dari suku, agama, ras, etnis, maupun kelompok fans dan suporter.
Kembali ke istilah kebhinekaan, pada tahun ini kalau tidak salah tagline HUT RI pada tahun 2017 ini adalah merdeka dalam keberagaman. Lagi-lagi beragam diangkat. Saya terpacu untuk berpikir kritis, atau lebih tepatnya berpikir karena saking selonya. Sebegitu pentingkah beragam itu, sampai-sampai ada kosa kata "menodai keberagaman", "menodai kebhinekaan", dll. Sampeyan tentu sudah hafal kosa kata tersebut apabila sering mengikuti pemberitaan baik di media online maupun media konvensional.
Setelah meresapi dan merenungi berbagai kejadian dan fakta yang terjadi, saya sampai pada sebuah kesimpulan bahwa pemerintah (mungkin) sudah melewatkan satu hal yang lebih penting dari beragam, sebuah hal yang harus lebih ditekankan daripada kebhinekaan. Apakah itu? Itu adalah kerukunan. Ya rukun, kita mungkin mulai lupa bahwa rukun itu sangat penting. Masyarakat yang beragam, apalagi sih kalau bukan rukun yang harus diutamakan? Kerukunan adalah koentji untuk mewujudkan masyarakat yang aman sentausa, kalau dulu ada pelajaran PPkn mungkin sampeyan masih ingat sering diajari untuk menjaga kerukunan dan saling menghormati. Masyarakat Indonesia sudah bhineka, sudah sangat beragam, dan saya rasa sangat sulit untuk menjadi seragam. Jadi ya sebaiknya rukun lah yang sering diangkat dan ditekankan dalam usaha membina stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat.
Sebuah komentar dari teman Facebook saya :
Intisari dari Motto "Bhinneka Tunggal Ika" bukan pada kata "Bhinneka",, tapi pada kata "Tunggal Ika"
Saya mau sedikit membahas mengenai istilah bhineka dan kebhinekaan.
Bhineka Tunggal Ika, jaman SD dulu saya mengenal istilah tersebut dalam pelajaran IPS sebagai kosa kata yang dimunculkan sejak jaman dulu untuk mengistilahkankan berbeda-beda namun tetap satu, intinya itu. Dan memang dalam perjalanan bangsa kita, banyak perbedaaan di antara warga masyakarat oleh berbagai aspek mulai dari suku, agama, ras, etnis, maupun kelompok fans dan suporter.
Kembali ke istilah kebhinekaan, pada tahun ini kalau tidak salah tagline HUT RI pada tahun 2017 ini adalah merdeka dalam keberagaman. Lagi-lagi beragam diangkat. Saya terpacu untuk berpikir kritis, atau lebih tepatnya berpikir karena saking selonya. Sebegitu pentingkah beragam itu, sampai-sampai ada kosa kata "menodai keberagaman", "menodai kebhinekaan", dll. Sampeyan tentu sudah hafal kosa kata tersebut apabila sering mengikuti pemberitaan baik di media online maupun media konvensional.
Setelah meresapi dan merenungi berbagai kejadian dan fakta yang terjadi, saya sampai pada sebuah kesimpulan bahwa pemerintah (mungkin) sudah melewatkan satu hal yang lebih penting dari beragam, sebuah hal yang harus lebih ditekankan daripada kebhinekaan. Apakah itu? Itu adalah kerukunan. Ya rukun, kita mungkin mulai lupa bahwa rukun itu sangat penting. Masyarakat yang beragam, apalagi sih kalau bukan rukun yang harus diutamakan? Kerukunan adalah koentji untuk mewujudkan masyarakat yang aman sentausa, kalau dulu ada pelajaran PPkn mungkin sampeyan masih ingat sering diajari untuk menjaga kerukunan dan saling menghormati. Masyarakat Indonesia sudah bhineka, sudah sangat beragam, dan saya rasa sangat sulit untuk menjadi seragam. Jadi ya sebaiknya rukun lah yang sering diangkat dan ditekankan dalam usaha membina stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat.
Sebuah komentar dari teman Facebook saya :
Intisari dari Motto "Bhinneka Tunggal Ika" bukan pada kata "Bhinneka",, tapi pada kata "Tunggal Ika"
Comments
Post a Comment