Tentang Geger Gedhen Partai Demokrat
Kisruh partai Demokrat menjadi topik yang cukup banyak dibicarakan belakangan ini, sebelum tertutupi oleh drama ghosting mas pisang. Kalau drama mas pisang ini mengancam stabilitas hubungan bilateral dua negara, sedangkan geger gedhen demokrat paling tidak telah mengancam romantisasi kenangan hubungan baik di masa lalu antara pak esbeyeeeh dengan pak muldokoooh. Bagaimana tidak, pak esbeyeeeh sampai mengutarakan penyesalan telah memberikan jabatan kepada juniornya itu. Memang begitulah hidup pak, begitulah politik, tidak ada kawan atau lawan yang abadi. "Yang fana adalah waktu. Kita abadi memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga sampai pada suatu hari kita lupa untuk apa", begitu kalau kata pak Sapardi.
Sakit, memang sakit yang dirasakan pak esbeyeeeh. Ditikung orang yang dulu pernah dipercaya, k***** memang pak, saya ikut prihatin. Setelah ini hubungan beliau berdua saya yakin tidak akan sama lagi. Baiklah, tidak perlu kita urus bagaimana nanti pak esbeyeeeh akan berinteraksi dengan pak muldokoooh karena toh tidak akan ngefek ke kehidupan atau pendapatan kita, tapi kalau postingan ini banyak yang baca tentu akan ngefek ke pendapatan saya. Saya ingin membahas celotehan Agus Mulyadi yang sekarang akun facebooknya sudah bertanda centang biru, sebuah pencapaian paripurna di ranah sosial media baginya yang dulu mengawali karir sebagai penjaga warnet.
Sekitar bulan Februari, desas-desus geger gedhen Demokrat sudah mulai tercium dengan adanya isu-isu yang muncul di berbagai media sosial dan berita online. Agus Mulyadi alias Gus Mul ini sudah memberikan perhatian lebih, terutama karena di partai demokrat ada nama agus juga, anak pertama pak esbeyeeeh. Saya bisa memahami sebagai sesama agus, kiranya perlu memberikan dukungan spirituil kepada beliau agar kuat menghadapi prahara yang mengancam. Gus Mul ini memberikan suah saran solutif yang damai, bagaimana tidak, pada waktu itu begitu gencarnya demam Terpesona, sebuah lagu lawas yang belum lawas-lawas amat, yang diadaptasi menjadi yel-yel angkatan bersenjata di republik ini. Kiranya mas ahaye dengan pak muldokoooh bisa berdamai, menyingkirkan ego masing-masing. Karena keduanya pernah berada di institusi yang sama, yang begitu mengedepankan jiwa korsa sesama prajurit. Sehingga sungguh masygul rasanya apabila kedua prajurit tersebut saling beradu hanya untuk memperebutkan posisi pucuk pimpinan sebuah partai. Sebuah harapan terlontar, kiranya agar baik pak muldokoooh maupun mas ahaye dapat duduk bersama, mengenang masa-masa indah di kesatuan. Pemilu hanya 5 tahun sekali, namun persaudaraan sesama prajurit adalah sepanjang hayat, begitulah kiranya *sambil diiringi lagu Terpesona, keduanya saling melakukan gerakan yel-yel dengan penuh penjiwaan dan keikhlasan untuk saling memaafkan.
Namun ternyata harapan hanya tinggal harapan, kongres luar biyasa tetap terjadi dan pak muldokoooh menerima pinangan para peserta ka-el-be. Muntab, itu pasti juga yang dirasa pak esbeyeeeh dengan mas ahaye. Belum sampai cita-cita perdamaian dengan iringan lagu Terpesona itu terealisasi, bayangan geger gedhen sudah menjadi nyata. Gus Mul pun bereaksi melalui sebuah postingan. Namun kali ini sungguh k***** sekali, bagaimana tidak, seolah Gus Mul sudah melupakan gagasannya sendiri, gagasan untuk mendamaikan kedua belah pihak yang terlibat dalam geger gedhen melalui yel-yel Terpesona. Kali ini Gus Mul malah ingin konflik keduanya terjadi terus-terusan. Bedebah memang, tapi sungguh saya juga mengakui bahwa geger gedhen ini menarik juga untuk ditonton. Saat ini kita masih menunggu bagaimana episode selanjutnya setelah para peserta ke-el-be ingin mendaftarkan hasil ka-el-be ke kemenkumham. Namun seperti yang sudah-sudah, biasanya yang pro dengan pemerintah akan sedikit lebih mulus jalannya. Harapan saya untuk semua pihak yang terlibat geger gedhen demokrat, sudahlah sudah. Mengapa harus adu argumen kalau bisa baku hantam *eh maksud saya mari berdamai, sambil menyruput kopi di waktu sore menuju senja diiringi angin nan sepoi-sepoi.
Comments
Post a Comment