Ada di Indonesia Tapi Ga Ada di Malaysia : Pengamen
Malaysia merupakan negara tetangga yang secara geografis dekat dengan Indonesia dan memiliki sejumlah kemiripan. Namun demikian terdapat banyak pula perbedaan antara keduanya, misalnya ada sejumlah hal yang lazim dan banyak di Indonesia namun bisa dikatakan tidak ada di Malaysia.Salah satu diantaranya adalah pengamen.
Di Indonesia kalau makan di warung makan atau di kaki lima salah satu resikonya adalah ketemu pengamen. Kalau lagi apes, belum ada 10 menit pengamen pertama pergi sudah datang pengamen berikutnya. Kalau beruntung pas makannya lama, pengamen yang pertama datang tadi sudah menyelesaikan 1 lap rute mengamennya dan mampir lagi ke warung yang kita singgahi, begitu seterusnya.
![]() |
Ilustrasi pengaman di tempat makan, diambil dari https://perantausasak.wordpress.com/2014/02/28/sisi-negatif-pengamen-warung-di-bandung/ |
Demikian pula kalau naik bus di Indonesia, terutama bus "bumel" (bukan nus eksekutif), atau bus kota yang bukan bus trans-trans itu, sudah bisa dipastikan kita akan bertemu pengamen. Pengamen di dalam bus ini sangat bervariasi pula, ada yang memang enak didengar namun juga tidak sedikit yang "asal-asalan" nyanyinya.
![]() |
Ilustrasi pengamen di dalam bus, diambil dari https://amimustafa.blogspot.com/2012/06/wanita-pengamen-itu.html |
Keberadaan pengamen yang lazim di Indonesia ini merupakan salah satu akibat dari kurang meratanya kesejahteraan penduduk dan juga sulitnya akses lapangan kerja formal. Lapangan kerja sulit didapatkan terutama oleh kalangan masyarakat tidak mengenyam pendidikan layak, ditambah dengan kondisi perekonomian yang sedang kurang prima, ditandai dengan banyaknya PHK dan penilaian investor yang memandang investasi di Indonesia itu berliku birokrasinya serta adanya penghambat dari ormas.
Hal yang sangat berbeda di Malaysia, duduk untuk makan di warung makan di tepi jalan sangat tenang tanpa khawatir adanya pengamen yang berlalu lalang. Makan di warung pinggir jalan di Malaysia umumnya sangat kondusif, bisa menikmati makan sampau selesai tanpa harus keluar uang lebih untuk pengamen.
![]() |
street food Jalan Alor di Malaysia, diambil dari https://idnexplore.com/tempat-makan-murah-malaysia/ |
Begitu pula kalau naik bus di Malaysia, bus antar kota standar di sana bisa dibilang seperti bus Patas di Indonesia. Tidak boleh menaikkan dan menurunkan penumpang di sembarang titik, harus di terminal. Juga tidak ada pengamen atau asongan yang masuk sama sekali.
![]() |
Ilustrasi bus antar kota Malaysia, diambil dari https://12go.asia/en/travel/johor-bahru/pahang |
Sedangkan untuk bus kota yang ada di Malaysia, terutama Kuala Lumpur ini sama seperti standar TransJakarta dan bus trans-trans kota lainnya yang ada di Indonesia. Sama-sama tidak ada pengaman yang masuk, namun berbeda kalau kita tengok bus bumel ekonomi di Indonesia semacam Sugeng Rahayu atau Mira yang pasti ketemu pengamen.
Di sini saya menggarisbawahi bahwa pengamen bukan profesi yang tercela. Keberadaan mereka hanyalah akibat dari sistem ekonomi yang masih belum berkeadilan. Alangkah indahnya apabila kesejahteraan masyarakat bisa lebih merata dan akses pendidikan tinggi lebih murah sehingga profesi pengamen ini nantinya tidak perlu ada karena masyarakat sudah memiliki akses dan priviledge untuk bekerja dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik.
Comments
Post a Comment